Oleh : Wahono | Pekauman – Madukara - Banjarnegara
A dedicated to my Banjarnegara City
Hasil bumi pertanian kota banjarnegara dapat di bilang cukup bagus, baik padi, kentang, kelapa, maupun salak pondoh. Berbicara tentang perkembangan pertanian budidaya salak pondoh ( Salacca Fruit ) , kabupaten Banjarnegara memiliki peluang yang cukup bagus setelah salak pondoh Sleman dan Bali. Dan ketika Salak pondoh Sleman telah berhasil “go publik” dapat di pasarkan di mancanegara, seperti china, australia, singapura dan timur tengah, maka wacana inipun cukup membius para pedagang salak maupun petani salak di Banjarnegara, termasuk juga para pegawai di departemen pertanian di dalam kota Banjarnegara.
Wal hasil bola wacana export buah salak Banjarnegara-pun akhirnya bergulir sedemikian rupa untuk dapat sampai di telingan petani maupun pedagang salak di wilayah banjarnegara. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pejabat dan pegawai terkait dengan isu wacana tersebut. Baik secara persyaratan administratif maupun secara kelayakan produk yang berstandar international.
Pertanyaan-nya adalah :
Serangkain pertanyaan ini cukup menggelitik untuk dikaji secara bersama, tentunya Kajian ini semata-mata bertujuan untuk mengingatkan pada kita semua mengenai pentingnya membangun pondasi dasar kesiapan export produk pertanian sebelum mimpi muluk export terjadi.
Belajar dari apa yang telah dilakukan oleh pendahulu kita yaitu kabupaten sleman, mengenai upaya export salak. Secara pribadi saya melihat adanya upaya yang cukup keras dari berbagai pihak hingga mimpi export salak tersebut dapat terwujud. Diantaranya :
Oleh karenanya pembangunan kesadaran profesionalitas menghadapi export dalam hal ini sangat di utamakan. Terbukti program-program pra produksi, produksi, packaging mapun marketing benar-benar telah tersusun dengan rapi, seperti :
1. Program Pembangunan Packing House
2. Program Pelatihan Manajemen Usaha Tani
3. Pelatihan Pemasaran di tingkat Kelompok Tani
4. Program Pengadaan infrastruktur dan pembuatan data base Kelompok Tani
5. Program Technical Assistance teknologi panen dan pasca panen
6. Program Pembangunan sistem pengairan. dll
Keberhasilan menjalankan program tersebut hingga sampai di lavel para petanipun, ternyata tak luput dari upaya untuk selalu bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan upaya pertanian menuju export seperti lembaga yang menamakan dirinya INA (Indonesian-Netherlands Assosiation), salah satu lembaga yang hingga saat ini berperan aktif membantu kesiapan menuju ekspor.
Lalu bagaimana dengan kesiapan kita di Banjarnegara ?
Mecermati apa yang telah di upayakan oleh lembaga terkait di wilayah Banjarnegara, saya pikir perlu diacungi jempol atas upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. Yang secara keseluruhan bermuara pada satu tujuan yakni hasil produksi pertanian salak pondoh Banjarnegara harus mulai merencanakan export seperti kab Sleman.
Lalu bagaimana dengan system kerjasama berbagai lembaga menuju program export salak?
Apakah elemen-elemen kelambagaan yang di butuhkan menuju export telah tersetup dengan baik ?
Mengingat piranti elemen tersebut memiliki peranan yang penting dan saling mendukung satu sama lain, serta memiliki job description yang jelas, jika salah satu elemen tersebut tidak ada maka saya pikir akan pincanglah program yang hendak di jalankan.
Lalu bagaimana dengan program-program pertanian salak pondok menuju export ?
Apakah sudah sersusun dengan rapi ?
Mengingat proses edukasi home industri menjadi profesional industri membutuhkan waktu yang cukup lama, saya pikir kerjasama dengan lembaga pers sangatlah di perlukan. Sebagai proses pembentukan propaganda opini publik tentang pentingnya program pertanian salak menuju export. Program sosialisasi pembentukan opini publik ini mungkin dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
Jika upaya sosialisasi ini dapat dilakukan dengan maximal dan secara berkesinambungan serta terus-menerus, maka dalam kurun waktu 1 tahun kesiapan mentalitas para petani akan terbentuk.
Dari home industri pertanian salak pondoh menuju profesional industri salak pondoh menyambut pasar global tanpa melupakan pasar lokal.
A dedicated to my Banjarnegara City
Hasil bumi pertanian kota banjarnegara dapat di bilang cukup bagus, baik padi, kentang, kelapa, maupun salak pondoh. Berbicara tentang perkembangan pertanian budidaya salak pondoh ( Salacca Fruit ) , kabupaten Banjarnegara memiliki peluang yang cukup bagus setelah salak pondoh Sleman dan Bali. Dan ketika Salak pondoh Sleman telah berhasil “go publik” dapat di pasarkan di mancanegara, seperti china, australia, singapura dan timur tengah, maka wacana inipun cukup membius para pedagang salak maupun petani salak di Banjarnegara, termasuk juga para pegawai di departemen pertanian di dalam kota Banjarnegara.
Wal hasil bola wacana export buah salak Banjarnegara-pun akhirnya bergulir sedemikian rupa untuk dapat sampai di telingan petani maupun pedagang salak di wilayah banjarnegara. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pejabat dan pegawai terkait dengan isu wacana tersebut. Baik secara persyaratan administratif maupun secara kelayakan produk yang berstandar international.
Pertanyaan-nya adalah :
- Apakah benar bahwa pada saat ini kondisi hasil pertanian salak pondoh di banjarnegara telah sampai pada kelayakan untuk melakukan export?
- Apakah para petani telah memiliki kesiapan mental untuk melakukan perubahan wacana dari home industri pertanian menjadi profesional industri pertanian ?
- Apakah pasar domestik sedemikian muramnya sehingga produk pertanian salak pondoh Banjarnegara harus mulai beralih ke pasar export mancanegara ?
- Apakah upaya yang telah dilakukan oleh pihak instansi terkait telah maximal dalam sosialisasi program export hasil pertanian salak pondoh Banjarnegara?
- Apa saja yang harus disiapkan baik oleh pemerintah, petani maupun pedagang salak guna menghadapi program export salak.
Serangkain pertanyaan ini cukup menggelitik untuk dikaji secara bersama, tentunya Kajian ini semata-mata bertujuan untuk mengingatkan pada kita semua mengenai pentingnya membangun pondasi dasar kesiapan export produk pertanian sebelum mimpi muluk export terjadi.
Belajar dari apa yang telah dilakukan oleh pendahulu kita yaitu kabupaten sleman, mengenai upaya export salak. Secara pribadi saya melihat adanya upaya yang cukup keras dari berbagai pihak hingga mimpi export salak tersebut dapat terwujud. Diantaranya :
- Dukungan program yang sustainable dan serius dari pemerintah baik di lavel pemerintah pusat melalui lembaga yang berkopenten maupun pemerintah kabupaten sleman sendiri.
- Kerjasama yang baik antara pemerintah dengan pihak swasta selaku exportir, baik melalui system penunjukan maupun lelang.
- Kerjasama dengan lembaga sosial yang melakukan pembinaan khusus terhadap para petani maupun kelompok tani di berbagai wilayah kab sleman.
- Para kelompok tani yang telah terbangun kesadaran profesionalitasnya dalam mendukung dan membangun upaya terbentuknya system industri pertanian menuju export.
- Elemen kelembagaan ini saling memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat di pisahkan dari visi export.
Oleh karenanya pembangunan kesadaran profesionalitas menghadapi export dalam hal ini sangat di utamakan. Terbukti program-program pra produksi, produksi, packaging mapun marketing benar-benar telah tersusun dengan rapi, seperti :
1. Program Pembangunan Packing House
2. Program Pelatihan Manajemen Usaha Tani
3. Pelatihan Pemasaran di tingkat Kelompok Tani
4. Program Pengadaan infrastruktur dan pembuatan data base Kelompok Tani
5. Program Technical Assistance teknologi panen dan pasca panen
6. Program Pembangunan sistem pengairan. dll
Keberhasilan menjalankan program tersebut hingga sampai di lavel para petanipun, ternyata tak luput dari upaya untuk selalu bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan upaya pertanian menuju export seperti lembaga yang menamakan dirinya INA (Indonesian-Netherlands Assosiation), salah satu lembaga yang hingga saat ini berperan aktif membantu kesiapan menuju ekspor.
Lalu bagaimana dengan kesiapan kita di Banjarnegara ?
Mecermati apa yang telah di upayakan oleh lembaga terkait di wilayah Banjarnegara, saya pikir perlu diacungi jempol atas upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. Yang secara keseluruhan bermuara pada satu tujuan yakni hasil produksi pertanian salak pondoh Banjarnegara harus mulai merencanakan export seperti kab Sleman.
Lalu bagaimana dengan system kerjasama berbagai lembaga menuju program export salak?
Apakah elemen-elemen kelambagaan yang di butuhkan menuju export telah tersetup dengan baik ?
Mengingat piranti elemen tersebut memiliki peranan yang penting dan saling mendukung satu sama lain, serta memiliki job description yang jelas, jika salah satu elemen tersebut tidak ada maka saya pikir akan pincanglah program yang hendak di jalankan.
Lalu bagaimana dengan program-program pertanian salak pondok menuju export ?
Apakah sudah sersusun dengan rapi ?
Mengingat proses edukasi home industri menjadi profesional industri membutuhkan waktu yang cukup lama, saya pikir kerjasama dengan lembaga pers sangatlah di perlukan. Sebagai proses pembentukan propaganda opini publik tentang pentingnya program pertanian salak menuju export. Program sosialisasi pembentukan opini publik ini mungkin dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
- Siaran regullar di radio ( reguller blooking time kerjasama pemda dengan radio )
- Tanya jawab atau artikel di koran, majalah dan bulletin.
- Pembuatan web site berstandar nasional dan international.
- Sarasehan di berbagai wilayah dengan para kelompok tani maupun organisasi pemuda.
- Kerjasama dengan berbagai partai politik yang aktif maupun dengan ormas yang aktif mengenai sosialisasi program pertanian salak Banjarnegara menuju export.
- Pebuatan media publikasi outdoor maupun indoor.
- Pembuatan media plan presentation yang interactive dan atractive serta dapat di akses di web site.
- Sosialisasi program melalui event atau kerjasama event keagamaan, sosial dll.
Jika upaya sosialisasi ini dapat dilakukan dengan maximal dan secara berkesinambungan serta terus-menerus, maka dalam kurun waktu 1 tahun kesiapan mentalitas para petani akan terbentuk.
Dari home industri pertanian salak pondoh menuju profesional industri salak pondoh menyambut pasar global tanpa melupakan pasar lokal.
0 komentar:
Posting Komentar